Merajut teknologi pendidikan masa depan. Mengapa kita harus
mulai merajutnya dari sekarang? Kenapa kita harus memikirkannya sejak dini?
Mungkin akan banyak sekali jawaban untuk pertanyaan ini. Dan, salah satunya
adalah karena teknologi pendidikan tidak hanya terdiri satu bidang garapan. Teknologi
pendidikan sendiri dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu sebagai suatu
bidang keilmuan, sebagai suatu bidang garapan dan sebagai suatu profesi.
Kemudian di dalam kajiannya bidang teknologi pendidikan juga tidak terlepas
dari lima kawasan yaitu desain, pemanfaatan, pengembangan, pengelolaan dan
penilaian(evaluasi). Meskipun demikian, ketiga perspektif itu berlandaskan pada
falsafah yang sama yaitu, membelajarkan semua orang sesuai dengan potensinya
masing-masing dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar baik yang sudah
ada maupun yang sengaja dibuat, serta memperhatikan keselarasan dengan kondisi
lingkungan dan tujuan pembangunan agar tercapai masyarakat yang dinamik dan
harmonis.
Dari penjelasan tersebut jelas sekali, bahwa seorang teknologi pendidikan bukan saja di tuntut untuk menguasai bidang keilmuan yang nantinya setelah lulus bisa menjadi seorang guru/tenaga pendidik. Tidak. Tetapi, justru sebenarnya lapangan pekerjaan untuk tamatan prodi teknologi pendidikan ini banyak. Berdasarkan konsepsi teknologi pendidikan tugas pokok ahli teknologi pendidikan itu dikategorikan sebagai berikut, (Miarso, 2004) :
Dari penjelasan tersebut jelas sekali, bahwa seorang teknologi pendidikan bukan saja di tuntut untuk menguasai bidang keilmuan yang nantinya setelah lulus bisa menjadi seorang guru/tenaga pendidik. Tidak. Tetapi, justru sebenarnya lapangan pekerjaan untuk tamatan prodi teknologi pendidikan ini banyak. Berdasarkan konsepsi teknologi pendidikan tugas pokok ahli teknologi pendidikan itu dikategorikan sebagai berikut, (Miarso, 2004) :
- Menyebarkan
konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk mengatasi masalah
belajar dimana saja.
- Merancang
program dan sistem instruksional
- Memproduksi
media pendidikan
- Memilih
dan memanfaatkan media pendidikan
- Memilih
dan memanfaatkan berbagai sumber belajar
- Mengelola
kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif
- Memperhatikan
perkembangan teknologi dan dampaknya dalam pendidikan
- Mengelola
organisasi dan personel yang melaksanakan kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan teknologi pendidikan
- Merencanakan,
melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya dan dalam bidang
lain yang berkaitan dengan teknologi pendidikan.
- Penyusunan
rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran
Meskipun lebih banyak pada pengelolaan dan pengembangan
dalam pembelajaran dan pendidikan sebenarnya peluang pekerjaan teknologi
pendidikan sangatlah luas, tidak hanya di dalam lingkup dunia pendidikan.
Berdasarkan hasil pembelajaran saya di perkuliahan, dosen saya pernah bercerita
bahwa peluang pekerjaan tamatan teknologi pendidikan terdapat pada sembilan
penjuru mata angin. Seorang teknolog pendidikan tidak hanya bisa menjadi
seorang guru tetapi juga berpeluang menjadi seorang ahli kurikulum, programmer,
broadcaster, pengusaha, teknisi, konsultan dan lain sebagainya. Karena dalam
teknologi pendidikan yang di pelajari memang bukan hanya dalam satu bidang garapan
saja. Peluang pekerjaan para teknologi pendidikan justru ditentukan oleh
struktur dan tujuan dari lingkungan kerja tertentu dengan merujuk aturan dan
pola jabatan dalam lembaga tersebut. Namun lingkup teknologi pendidikan yang
sangat luas tidak memungkinkan seseorang untuk menguasai keahlian dalam setiap
kegiatan dalam kawasan. Kebanyakan teknolog pendidikan mempunyai pekerjaan yang
menuntut keahlian khusus dalam satu atau dua bidang, misalnya desain dan
pengembangan teknologi tertentu atau pemanfaatan media.
Dan disinilah justru terdapat pemecahan masalah mengenai
persepsi mahasiswa maupun lulusan teknologi pendidikan selama ini. Memang tidak
memungkinkan seseorang untuk menguasai keahlian dalam setiap kegiatan dalam
kawasan. Akan tetapi pendapat saya, sebaiknya sebagai calon teknolog
pendidikan, bekal yang harus di miliki mahasiswa teknologi pendidikan adalah
berusaha untuk menguasai beberapa keahlian pada bidang garapan teknolgi
pendidikan tersebut. Sebaiknya mahasiswa juga menyadari apa ketrampilan yang
bisa ia kembangkan di dalam teknolgi pendidikan ini. Mungkin saja ia bisa
berpatokan dari bidang garapan teknologi pendidikan yang ada. Tanpa hanya
menjurus pada satu tujuan, yaitu menjadi guru TIK. Saya membahas hal ini karena
saya melihat sendiri kekhawatiran pada kebanyakan mahasiswa, semenjak di
terapkannya kurikulum 2013 sejak beberapa bulan yang lalu. Tentu saja, hal yang
paling membuat mahasiswa ini galau adalah karena di hapuskannya mata pelajaran
TIK, sehingga pelajaran TIK itu sendiri diintegrasikan kepada mata pelajaran
lainnya, yang jelas saja sudah ada guru ahli dari mata pelajaran tersebut.
Lalu, kalau sudah begitu berarti tamatan teknologi pendidikan kita tidak akan
bisa lagi menjadi guru TIK? Lalu akan kerja dimana? Itu lah segenap pernyataan
dan pertanyaan dari teman-teman mahasiswa teknologi pendidikan ketika bercakap
dengan saya mengenai prospek kerja teknologi pendidikan setelah lulus nanti.
Dalam sebuah media saya membaca bahwa dalam konsep tenaga
profesi teknologi pendidikan saat ini sudah ada pengakuannya oleh pemerintah,
yang dikenal dengan perjenjangan. Jabatan fungsional Pengembang Teknologi
Pendidikan menjabarkan peringkat profesi dalam 13 jenjang, mulai dari assisten
Pengembang Teknologi Pendidikan Pratama hingga Pengembang Teknologi Pendidikan
Utama. Perjenjangan ini dilengkapi dengan persyaratan pendidikan dan pelatihan. Informasi ini saya peroleh dari sebuah media.
Hal terpenting lainnya yang harus di miliki seorang calon
teknolog pendidikan adalah kemampuan dalam menyampaian informasi dan kemampuan
berkomunikasi. Dalam menyajikan informasi, haruslah komunikatif. Dalam
komunikasi pada umumnya, demikian pula dalam pendidikan, informasi yang tepat
disajikan adalah informasi yang dibutuhkan yakni yang bermakna, dalam arti : (1)
secara ekonomis menguntungkan, (2) secara teknis memungkinkan dapat
dilaksanakan, (3) secara sosial-psikologis dapat diterima sesuai dengan norma
dan nilai-nilai yang ada, dan (4) sesuai atau sejalan dengan
kebijaksanaan/tuntutan perkembangan yang ada. Adapun pengertian komunikasi
adalah saling pertukaran simbol-simbol yang bermakna, yakni : (1) kita tidak
dapat saling bertukar makna, (2) kita hanya secara fisik bertukar simbol, dan
(3) komunikasi tidak akan terjadi, kecuali kita berbagi makna untuk simbol-simbol
tertentu. Dalam memberikan/menyampaikan informasi kepada orang lain (misalnya
kepada peserta didik), bukan informasi yang kita ketahui yang disampaikan,
tetapi yang kita sampaikan adalah informasi yang benar-benar bermakna dan
dibutuhkan sasaran. Informasi yang dibutuhkan dan bermakna adalah informasi
yang mampu membantu/mempercepat pengambilan keputusan untuk terjadinya
perubahan perilaku yang dikehendaki.
Hal yang harus kita ketahui, bahwa revolusi teknologi
informasi menjanjikan struktur interaksi kemanusiaan yang lebih baik, lebih
adil, dan lebih efisien. Dalam dunia pendidikan, revolusi informasi akan
mempengaruhi jenis pilihan teknologi dalam pendidikan, bahkan, revolusi ini
secara pasti akan merasuki semua aspek kehidupan (termasuk pendidikan). Adanya
revolusi informasi tersebut dapat menjadi tantangan bagi lembaga pendidikan
karena mungkin kita belum siap menyesuaikan. Sebaliknya, hal ini akan menjadi
peluang yang baik bila lembaga pendidikan mampu menyikapi dengan penuh
keterbukaan dan berusaha memilih jenis teknologi informasi yang tepat, sebagai
penunjang pencapaian mutu pendidikan. Di dalam jurusan teknologi pendidikan
kita telah mempelajari lima kawasan yang menjadi patokan pertama dalam
menyelesaikan masalah teknologi pendidikan. Begitu juga dalam masalah ini. Kita
bisa memanfaatkan lima kawasan ini untuk mengembangkan diri lebih baik dalam
mengikuti revolusi teknologi pendidikan tersebut. Kita bisa mengolah sumber
daya yang tersedia untuk membantu proses pembelajaran. Misalnya saja dalam
penerapan pembelajarannya sehari-hari, kita bisa menggunakan berbagai media
yang dapat menunjang penyampaian informasi pembelajaran kepada peserta didik.
Misalnya belajar dengan menggunakan media elektronik, menggunakan TV, VCD, tape
recorder, dan lain sebagainya. Kemudian sistem pembelajarannya pun juga bisa
kita sesuaikan dengan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia. Intinya, kita
sebagai teknolog pendidikan mungkin tidak bisa lagi menjadi seorang guru TIK
tetapi peran kita di dalam memajukan pendidikan bangsa tetap lah dibutuhkan,
karena kita adalah pelopor dalam pengembangan pembelajaran. Jadi tugas kita
adalah membantu para guru di dalam menerapkan pembelajarannya. Sedangkan sistem
pembelajarannya kitalah yang merancag, ini kita sesuaikan saja dengan kurikulum
yang diterapkan. Harusnya memang seperti itu. Karena kita tidak bisa bila hanya
terfokus pada satu tujuan yang belum
tentu dapat kita raih. Kepada teman-teman mahasiswa teknologi pendidikan yang
masih duduk di bangku kuliah, sebaiknya dari sekarang kita sudah mempersiapkan
diri dalam menghadapi tantangan masa depan nanti, yang pastinya belum bisa kita
tebak. Tetapi, kita tetap harus optimis, bahwa dari sekarang kita sudah
mempersiapkan solusi dari permasalahan yang akan kita temui nanti. Memiliki
satu ketrampilan saja mungkin akan lebih baik dibandingkan tidak punya sama
sekali. Jika kita pesimis, tentu masalah ringan akan terasa sangat berat oleh
kita. Oleh karena itu kita harus optimis, dengan teknologi pendidikan kita akan
mampu membantu mengatasi permasalahan pendidikan, maupun diluar jalur
pendidikan, seperti perbankan,atau pun lembaga lainnya yang membutuhkan kita. (Vivi Afri Oviani)
(Ditulis ulang pada 20 Januari 2015, sebelumnya ditulis sebagai tugas mata kuliah Profesi TP)
0 komentar:
Posting Komentar