Pendidikan karakter menjadi obat mujarab bagi
penyakit kronis bangsa Indonesia. Saat ini, bangsa Indonesia sedang menghadapi
krisis multidimensi, krisis etik, krisis kepercayaan diri, krisis kepercayaan
sosial, bahkan krisis itu cenderung menjadi-jadi.
Hal ini
tentu bisa mempengaruhi banyak hal. Kekhawatiran ini terus menjurus pada
generasi muda, peserta didik, calon penerus harapan bangsa dan estafetnya
pembangunan bangsa. Jika di fase paling awal menempuh pendidikan saja generasi
muda ini sudah menghadapi krisis multidimensi ini, bagaimana nanti, dimasa
depannya. Apakah kita akan tetap berdiri tegap dalam menghadapi gelombang
dahsyat kehidupan? Bagaimana jika nanti, kehidupan kedepannya akan semakin
susah dan sulit. Siapkah kita mencarikan solusi, menjadi pemecah masalah
bangsa, menjadi khalifah yang sesungguhnya, yang mampu memakmurkan bumi dan
melenyapkan segala permasalahan hidup yang tidak biasa dan begitu rumit karena
berasal dari berbagai dinamika.
Salah satu indikator keberhasilan pendidikan
karakter adalah tumbuhnya kesediaan untuk menghargai nilai kemanusiaan yang
baik. Karena hati sudah tersentuh, tanpa embel-embel syarat apapun (syarat
agama, ras, suku, etnik, kelamin, usia, pendidikan, tingkat intelektualitas,
literasi dan begitu seterusnya).
Oleh karena
itulah, sekarang ini sudah banyak sekali sekolah-sekolah yang menerapkan sistem
sekolah nya dengan basis pendidikan/sekolah berkarakter. Baik sekolah negeri
maupun swasta, sekolah di kota maupun di desa. Harapan semuanya sama, dengan
adanya sekolah berkarakter, siswa dan lulusan yang dihasilkan juga memiliki
karakter. Namun, sebelumnya yang perlu kita perhatikan, sudah tepatkah
kiat-kiat yang di lakukan sekolah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang
berkarakter? Sudahkah guru dan segala infrastruktur yang terdapat didalamnya
berkarakter juga? Kita sebagai generasi penerus bangsa tentu saja harus
mendukung, berusaha dan berdoa agar apa yang di cita-citakan oleh bangsa kita
dapat tercapai dan berguna bagi kita semua.
Pendidikan karakter yang berkualitas dan
berhasil, dengan sendirinya akan dapat menggugah perasaan, merangsang imajinasi
positif, mengaktifkan ingatan, menggerakkan kreatifitas dan mendorong kehendak
untuk selalu berbuat kebaikan. (Vivi Afri Oviani)
0 komentar:
Posting Komentar