Saat Ujian Sekolah |
Tes lekat dihubungkan dengan cara
pengukuran terhadap penguasaan materi tertentu. Hasil dari tes salah
satunya digunakan untuk membuat keputusan sekolah atau guru terhadap muridnya.
Hasil tes dianggap sebagai bukti yang valid dari individu, yang dapat digunakan
misalnya untuk kenaikan kelas, promosi jabatan, dan kelulusan. Sebelum adanya
tes berbasis komputer, biasanya tes dilakukan secara tertulis dalam kertas
(paper based test), tetapi seiring dengan perkembangan teknologi informasi tes
tertulis mulai bergeser digantikan dengan tes berbasis komputer bahkan
internet.
Ada empat bentuk model tes berbasis komputer dan internet yang dikembangkan oleh ITC, yaitu :
1. Terbuka
(Open Mode)
Tes dengan model terbuka seperti ini, dapat
diikuti siapapun dan tanpa pengawasan siapapun, contohnya tes yang dapat
diakses secara terbuka di internet. Peserta tes tidak perlu melakukan
registrasi peserta.
2. Terkontrol
(Controlled Mode)
Tes dengan model seperti ini, sama dengan tes
dengan model terbuka yaitu tanpa pengawasan siapapun, tetapi peserta tes hanya
yang sudah terdaftar, dengan cara memasukkan username dan password.
3. Supervised
Mode
Pada model ini terdapat supervisor yang
mengidentifikasi peserta tes untuk diotentikasi dan memvalidasi kondisi
pengambilan tes. Untuk tes di internet mode ini menuntut administrator tes untuk
meloginkan peserta dan mengkonfirmasi bahwa tes telah diselesaikan dengan benar
pada akhir tes.
4. Managed
Mode
Pada model ini biasanya tes dilaksanakan
secara terpusat. Organisasi yang mengatur proses tes dapat mendefinisikan
dan meyakinkan unjuk kerja dan spesifikasi peralatan di pusat tes. Mereka
juga melatih kemampuan pegawai/staff untuk mengontrol jalannya tes.
Bagaimanakah Penerapan Computer-Based Test?
Pada dasarnya pelaksanaan Computer-Based Test
sama halnya dengan proses pembelajaran menggunakan komputer. Computer Based
Test atau tes berbasis komputer dapat dilaksankan dalam laboratorium
komputer yang telah terkoneksi dengan jaringan dan sistemnya. Dalam
pelaksanaan tes berbasis komputer (CBT) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya : ke-ontetikan peserta test, bank soal, sistem Computer-based test
itu sendiri.
Proses otentikasi dalam tes berbasis komputer
(CBT), merupakan hal yang sangat penting, untuk menentukan siapa saja yang bisa
mengikuti tes. Biasanya dalam proses ini, peserta tes akan diberikan sebuah
username dan password, yang akan digunakan untuk login sehingga peserta dapat
masuk dan mengikuti tes.
Ketersediaan soal dalam jumlah yang cukup banyak
menjadi syarat selanjutnya dalam tes berbasis komputer (CBT). Dari jumlah soal
yang cukup banyak memungkinkan pemilihan soal secara random sehingga antar
peserta tes akan mendapatkan soal yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya kerjasama antara peserta test.
Sistem Computer-Based Test yang telah melalui uji
kelayakan sangat diperlukan, mengingat pada umumnya tes berbasis komputer
dilaksanakan dalam waktu yang sama. Sehingga dibutuhkan software dan hardware
yang mendukung, istilah dalam teknologi informasi yaitu client-server. Di mana
komputer peserta tes (client) terhubung dengan sistem tes berbasis komputer
melalui komputer server. Dalam hal ini jumlah client jauh lebih banyak dari
jumlah server, untuk itulah dibutuhkan sistem tes berbasis komputer yang layak
pakai.
Kerugian dan Keuntungan Computer-Based Test.
Ada banyak keuntungan melakukan tes melalui
komputer, diantaranya : mengijinkan melakukan tes di saat yang tepat bagi
peserta, mengurangi waktu untuk pekerjaan penilaian tes dan membuat laporan
tertulis, menghilangkan pekerjaan logistik seperti mendistribusikan, menyimpan
dan tes menggunakan kertas, peserta tes dapat langsung mengetahui hasi tes.
Sedangkan kerugiaannya yaitu, adanya ketergantungan dengan peralatan seperti
komputer, membutuhkan lab komputer yang memadai (secara hardware dan software
serta jumlah), jika sistem Computer-Based Test bermasalah pelaksanaan tes
berbasis komputer akan tertunda, membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan
komputer bagi peserta tes.
Setelah mempelajari tentang Computer Based Test
atau Tes Berbasis Komputer ini, kita musti tahu, bahwa apa yang saya tulis ini
sebanarnya ada kaitannya dengan kebijakan Kemendikbud yang baru-baru ini mulai
diterapkan di beberapa sekolah, yaitu Ujian Nasional dengan sistem Computer Based Test ini.
Dilansir
dari sebuah berita online, menurut Kepala Pusat Penilaian Pendidikan
(Kapuspendik) Kemendikbud Nizam, ujian secara online itu diberi nama computer
based test (CBT). Program ujian online tersebut
sudah digagas beberapa tahun terakhir. Terlepas dari rencana Kemendikbud
terkini yang akan mengubah nama unas menjadi evaluasi nasional (enas), tes
secara online itu akan tetap dijalankan.
Nizam
menyatakan, SMK yang bakal ditunjuk untuk menyelenggarakan unas online adalah semua SMK pembina atau SMK
unggulan. Sebagaimana diketahui, Kemendikbud telah mengeluarkan standar khusus
untuk menetapkan sebuah SMK masuk kategori pembina. Menurut Nizam, banyak
keunggulan pelaksanaan unas online.
Antara lain, menghemat anggaran untuk pengadaan kertas ujian dan
penggandaannya. Kemudian, unas online bisa menekan potensi kebocoran soal
ujian serta mengoptimalkan pemanfaatan IT di dunia pendidikan.
Saat
ini, siswa umumnya sudah tidak asing dengan perangkat komputer. Karena itu,
Kemendikbud memperkirakan tidak ada kendala teknis dalam penerapan unas online. Meski demikian, ujian
secara online tersebut belum bisa diterapkan untuk
semua siswa. Karena itu, Kemendikbud masih akan membuka lelang pengadaan
logistik Unas 2015. Sebab, siswa yang tidak menjadi sasaranpiloting ujian secara online tetap mengerjakan soal ujian berbasis
kertas. Nizam memperkirakan, anggaran Unas 2015 lebih rendah daripada
tahun-tahun sebelumnya. Sebab, sebagian peserta tidak menggunakan kertas ujian
lagi.
Nah,
yang menjadi pertanyaan saya. Bagaimana dengan daerah yang jauh dari jangkauan
internet. Apakah upaya yang akan di lakukan oleh pemerintah dalam mengatasi hal
ini? semoga artikel ini mendapatkan kelanjutannya. Sabar ya pembaca. (Vivi Afri Oviani)
0 komentar:
Posting Komentar