Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog PLTP ANTARA

20 Jan 2015

Merajut Teknologi Pendidikan Masa Depan

Merajut teknologi pendidikan masa depan. Mengapa kita harus mulai merajutnya dari sekarang? Kenapa kita harus memikirkannya sejak dini? Mungkin akan banyak sekali jawaban untuk pertanyaan ini. Dan, salah satunya adalah karena teknologi pendidikan tidak hanya terdiri satu bidang garapan. Teknologi pendidikan sendiri dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu sebagai suatu bidang keilmuan, sebagai suatu bidang garapan dan sebagai suatu profesi. Kemudian di dalam kajiannya bidang teknologi pendidikan juga tidak terlepas dari lima kawasan yaitu desain, pemanfaatan, pengembangan, pengelolaan dan penilaian(evaluasi). Meskipun demikian, ketiga perspektif itu berlandaskan pada falsafah yang sama yaitu, membelajarkan semua orang sesuai dengan potensinya masing-masing dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar baik yang sudah ada maupun yang sengaja dibuat, serta memperhatikan keselarasan dengan kondisi lingkungan dan tujuan pembangunan agar tercapai masyarakat yang dinamik dan harmonis. 


Dari penjelasan tersebut jelas sekali, bahwa seorang teknologi pendidikan bukan saja di tuntut untuk menguasai bidang keilmuan yang nantinya setelah lulus bisa menjadi seorang guru/tenaga pendidik. Tidak. Tetapi, justru sebenarnya lapangan pekerjaan untuk tamatan prodi teknologi pendidikan ini banyak. Berdasarkan konsepsi teknologi pendidikan tugas pokok ahli teknologi pendidikan itu dikategorikan sebagai berikut, (Miarso, 2004) :
  1. Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk mengatasi masalah belajar dimana saja.
  2. Merancang program dan sistem instruksional
  3. Memproduksi media pendidikan
  4. Memilih dan memanfaatkan media pendidikan
  5. Memilih dan memanfaatkan berbagai sumber belajar
  6. Mengelola kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif
  7. Memperhatikan perkembangan teknologi dan dampaknya dalam pendidikan
  8. Mengelola organisasi dan personel yang melaksanakan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan teknologi pendidikan
  9. Merencanakan, melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya dan dalam bidang lain yang berkaitan dengan teknologi pendidikan. 
  10. Penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran
Meskipun lebih banyak pada pengelolaan dan pengembangan dalam pembelajaran dan pendidikan sebenarnya peluang pekerjaan teknologi pendidikan sangatlah luas, tidak hanya di dalam lingkup dunia pendidikan. Berdasarkan hasil pembelajaran saya di perkuliahan, dosen saya pernah bercerita bahwa peluang pekerjaan tamatan teknologi pendidikan terdapat pada sembilan penjuru mata angin. Seorang teknolog pendidikan tidak hanya bisa menjadi seorang guru tetapi juga berpeluang menjadi seorang ahli kurikulum, programmer, broadcaster, pengusaha, teknisi, konsultan dan lain sebagainya. Karena dalam teknologi pendidikan yang di pelajari memang bukan hanya dalam satu bidang garapan saja. Peluang pekerjaan para teknologi pendidikan justru ditentukan oleh struktur dan tujuan dari lingkungan kerja tertentu dengan merujuk aturan dan pola jabatan dalam lembaga tersebut. Namun lingkup teknologi pendidikan yang sangat luas tidak memungkinkan seseorang untuk menguasai keahlian dalam setiap kegiatan dalam kawasan. Kebanyakan teknolog pendidikan mempunyai pekerjaan yang menuntut keahlian khusus dalam satu atau dua bidang, misalnya desain dan pengembangan teknologi tertentu atau pemanfaatan media.
Dan disinilah justru terdapat pemecahan masalah mengenai persepsi mahasiswa maupun lulusan teknologi pendidikan selama ini. Memang tidak memungkinkan seseorang untuk menguasai keahlian dalam setiap kegiatan dalam kawasan. Akan tetapi pendapat saya, sebaiknya sebagai calon teknolog pendidikan, bekal yang harus di miliki mahasiswa teknologi pendidikan adalah berusaha untuk menguasai beberapa keahlian pada bidang garapan teknolgi pendidikan tersebut. Sebaiknya mahasiswa juga menyadari apa ketrampilan yang bisa ia kembangkan di dalam teknolgi pendidikan ini. Mungkin saja ia bisa berpatokan dari bidang garapan teknologi pendidikan yang ada. Tanpa hanya menjurus pada satu tujuan, yaitu menjadi guru TIK. Saya membahas hal ini karena saya melihat sendiri kekhawatiran pada kebanyakan mahasiswa, semenjak di terapkannya kurikulum 2013 sejak beberapa bulan yang lalu. Tentu saja, hal yang paling membuat mahasiswa ini galau adalah karena di hapuskannya mata pelajaran TIK, sehingga pelajaran TIK itu sendiri diintegrasikan kepada mata pelajaran lainnya, yang jelas saja sudah ada guru ahli dari mata pelajaran tersebut. Lalu, kalau sudah begitu berarti tamatan teknologi pendidikan kita tidak akan bisa lagi menjadi guru TIK? Lalu akan kerja dimana? Itu lah segenap pernyataan dan pertanyaan dari teman-teman mahasiswa teknologi pendidikan ketika bercakap dengan saya mengenai prospek kerja teknologi pendidikan setelah lulus nanti.
Dalam sebuah media saya membaca bahwa dalam konsep tenaga profesi teknologi pendidikan saat ini sudah ada pengakuannya oleh pemerintah, yang dikenal dengan perjenjangan. Jabatan fungsional Pengembang Teknologi Pendidikan menjabarkan peringkat profesi dalam 13 jenjang, mulai dari assisten Pengembang Teknologi Pendidikan Pratama hingga Pengembang Teknologi Pendidikan Utama. Perjenjangan ini dilengkapi dengan persyaratan pendidikan dan pelatihan. Informasi ini saya peroleh dari sebuah media.
Hal terpenting lainnya yang harus di miliki seorang calon teknolog pendidikan adalah kemampuan dalam menyampaian informasi dan kemampuan berkomunikasi. Dalam menyajikan informasi, haruslah komunikatif. Dalam komunikasi pada umumnya, demikian pula dalam pendidikan, informasi yang tepat disajikan adalah informasi yang dibutuhkan yakni yang bermakna, dalam arti : (1) secara ekonomis menguntungkan, (2) secara teknis memungkinkan dapat dilaksanakan, (3) secara sosial-psikologis dapat diterima sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang ada, dan (4) sesuai atau sejalan dengan kebijaksanaan/tuntutan perkembangan yang ada. Adapun pengertian komunikasi adalah saling pertukaran simbol-simbol yang bermakna, yakni : (1) kita tidak dapat saling bertukar makna, (2) kita hanya secara fisik bertukar simbol, dan (3) komunikasi tidak akan terjadi, kecuali kita berbagi makna untuk simbol-simbol tertentu. Dalam memberikan/menyampaikan informasi kepada orang lain (misalnya kepada peserta didik), bukan informasi yang kita ketahui yang disampaikan, tetapi yang kita sampaikan adalah informasi yang benar-benar bermakna dan dibutuhkan sasaran. Informasi yang dibutuhkan dan bermakna adalah informasi yang mampu membantu/mempercepat pengambilan keputusan untuk terjadinya perubahan perilaku yang dikehendaki.

Hal yang harus kita ketahui, bahwa revolusi teknologi informasi menjanjikan struktur interaksi kemanusiaan yang lebih baik, lebih adil, dan lebih efisien. Dalam dunia pendidikan, revolusi informasi akan mempengaruhi jenis pilihan teknologi dalam pendidikan, bahkan, revolusi ini secara pasti akan merasuki semua aspek kehidupan (termasuk pendidikan). Adanya revolusi informasi tersebut dapat menjadi tantangan bagi lembaga pendidikan karena mungkin kita belum siap menyesuaikan. Sebaliknya, hal ini akan menjadi peluang yang baik bila lembaga pendidikan mampu menyikapi dengan penuh keterbukaan dan berusaha memilih jenis teknologi informasi yang tepat, sebagai penunjang pencapaian mutu pendidikan. Di dalam jurusan teknologi pendidikan kita telah mempelajari lima kawasan yang menjadi patokan pertama dalam menyelesaikan masalah teknologi pendidikan. Begitu juga dalam masalah ini. Kita bisa memanfaatkan lima kawasan ini untuk mengembangkan diri lebih baik dalam mengikuti revolusi teknologi pendidikan tersebut. Kita bisa mengolah sumber daya yang tersedia untuk membantu proses pembelajaran. Misalnya saja dalam penerapan pembelajarannya sehari-hari, kita bisa menggunakan berbagai media yang dapat menunjang penyampaian informasi pembelajaran kepada peserta didik. Misalnya belajar dengan menggunakan media elektronik, menggunakan TV, VCD, tape recorder, dan lain sebagainya. Kemudian sistem pembelajarannya pun juga bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia. Intinya, kita sebagai teknolog pendidikan mungkin tidak bisa lagi menjadi seorang guru TIK tetapi peran kita di dalam memajukan pendidikan bangsa tetap lah dibutuhkan, karena kita adalah pelopor dalam pengembangan pembelajaran. Jadi tugas kita adalah membantu para guru di dalam menerapkan pembelajarannya. Sedangkan sistem pembelajarannya kitalah yang merancag, ini kita sesuaikan saja dengan kurikulum yang diterapkan. Harusnya memang seperti itu. Karena kita tidak bisa bila hanya terfokus pada satu  tujuan yang belum tentu dapat kita raih. Kepada teman-teman mahasiswa teknologi pendidikan yang masih duduk di bangku kuliah, sebaiknya dari sekarang kita sudah mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan masa depan nanti, yang pastinya belum bisa kita tebak. Tetapi, kita tetap harus optimis, bahwa dari sekarang kita sudah mempersiapkan solusi dari permasalahan yang akan kita temui nanti. Memiliki satu ketrampilan saja mungkin akan lebih baik dibandingkan tidak punya sama sekali. Jika kita pesimis, tentu masalah ringan akan terasa sangat berat oleh kita. Oleh karena itu kita harus optimis, dengan teknologi pendidikan kita akan mampu membantu mengatasi permasalahan pendidikan, maupun diluar jalur pendidikan, seperti perbankan,atau pun lembaga lainnya yang membutuhkan kita. (Vivi Afri Oviani)
(Ditulis ulang pada 20 Januari 2015, sebelumnya ditulis sebagai tugas mata kuliah Profesi TP)

0 komentar:

Posting Komentar